Mitos Populer Untuk Mencegah Kehamilan
Seks dikalangan remaja terus menunjukkan peningkatan, hasil survey BKKBN tahun 2010 menyatakan bahwa sekitar 21% remaja telah melakukan seks bebas. Sedang hasil survey KPAI (komisi Perlindungan Anak Indonesia) tahun 2010 menyimpulkan bahwa 32% remaja kota besar pernah melakukan hubungan seks, 21 % remaja putri pernah melakukan aborsi.
Berbagai mitos untuk mencegah kehamilan beredar diantara remaja untuk menutupi aib hasil hubungan seks yang dilakukan. Namun semua mitos tersebut ternyata salah, karena wanita yang melakukan hubungan intim tetap dimungkinkan menjadi hamil
Berikut 6 mitos yang masih dipercaya dapat mencegah kehamilan
Mencabut penis saat ejakulasi
Metode pull out ini salah satu mitos paling populer yang dianggap dapat mencegah kehamilan karena tidak dilakukan ejakulasi dalam vagina. Namun pada saat pria terangsang sebenarnya mereka telah dapat melakukan pre-ejakulasi dan mengeluarkan 300.000 sel sperma. Jadi cara ini belum tentu dapat mencegah kehamilan
Melompat-lompat
Tindakan melompat-lompat, batuk atau bersin setelah berhubungan intim di percaya dapat menghancurkan sperma. Ini adalah mitos yang tidak benar karena sperma akan bergerak sangat cepat saat berenang, dan tindakan di atas tidak akan mempengaruhi gerakan sperma.
Posisi Seks Berdiri
Walaupun posisi misionaris adalah posisi terbaik untuk menghasilkan kehamilan bukan berarti posisi seks berdiri dapat mencegah kehamilan. Jangan mempercayai mitos yang satu ini.
Mencuci vagina setelah bercinta
Mencuci vagina dengan cairan pembersih tertentu misalnya dengan coca-cola dianggap dapat menghilangkan sperma yang masuk. Selain cara ini tidak dapat menghambat sperma, cara ini juga dapat membahayakan system reproduksi wanita.
Tidak orgasme
Untuk mencegah kehamilan wanita rela untuk menunda orgasme, namun pada kenyataanya tidak ada hubungan antara kepuasan dan pencegahan kehamilan. Jadi tidak orgasme saat bercinta tetap membuka peluang terjadinya kehamilan.
Kondom ketat
Untuk mencegah kehamilan pria sebainya menggunakan kondom yang ketat agar, benarkah? Tidaklah benar. Karena kondom terlalu ketat sangat berisiko pecah dan semakin meningkatkan risiko hamil bagi wanita.
Daripada mempercayai mitos-mitos bagaimana mencegah kehamilan, dan melahirkan bayi yang tidak diharapkan, ada baiknya menunda keinginan untuk melakukan hubungan intim, ataupun mencoba-coba aktivitas seksual walaupun tidak melakukan penetrasi.
hohoho mantab infonya om sangat mendetail hingga akhirnya aku paham :D
ReplyDeletemakasih kunjungannya sobat
Deletekeren bgt infonya, aku baru tahu hehe
ReplyDeletekeep writing bos
salam kenal yah :)
terimakasih kunjungannya kawan, salam kenal kembali
Deletewew,
ReplyDeleteAto daftar ya mas brohh, Autosurf terbaik Indonesia http://trafikid.com/ hanya 7 Deting Surfing web,
terimakasih kunjungannya sobat
DeleteThanks info artikelnya bermanfaat gan,...
ReplyDeleteterimakasih kunjungannya gan
DeleteThanks infonya ok.
ReplyDeleteterimakasih kunjungannya sob
Deletemakasih artikelnya.
ReplyDeleteterimakasih kunjungannya sob.
Deletesilahkan mampir kembali untuk artikel lainnya